Sabtu, 03 Mei 2008

9808 [Antologi 10 Tahun Reformasi]

PROYEK PAYUNG adalah : Sejumlah pekerja film dari beragam latar belakang (dokumenter, feature,film pendek, dll), musisi dan pekerja seni lainnya bergabung secara swadaya untuk memperingati satu dekade reformasi (1998-2008) dengan membuat sejumlah film pendek yang dilatarbelakangi oleh peristiwa Mei ‘98. Setiap satu kelompok pemutaran diikuti dengan 1 (satu) kali diskusi. Proyek ini ditujukan sebagai upaya membuka dialog terutama dengan kalangan muda (pelajar/mahasiswa, umum) mengenai penolakan untuk melupakan sejarah serta pemberdayaan masyarakat untuk menyampaikan sesuatu (dalam hal ini melalui medium audio visual).

Jadwal Pemutaran :

May 13-20, 2008
Kineforum

Taman Ismail Marzuki
Jl. Cikini Raya 73
Jakarta, Indonesia
Free!
Discussions will be held on May 20th

June 28-29, 2008 (7 pm)
Selasar Sunaryo Art Space

Jl. Bukit Pakar Timur 100
Bandung, Indonesia
Free!

May 15, 2008 (7:30 pm)
Kinoki
Jl. Abu Bakar Ali 2
Kotabaru
Yogyakarta, Indonesia
Free!

TBA, May 2008
Rumah Seni Yaitu
Kampung Jambe 280
Semarang, Indonesia
Free!

September 19-20, 2008
Kuala Lumpur
Malaysia
(details TBA)

Film-film yang diputar :

Sedang apa saya saat itu? What did I do back then? [Anggun Priambodo | 2008]

Produser, Sutradara, Penulis : Anggun Priambodo

Ada di mana diri Anda pada bulan Mei sepuluh tahun silam (1998)? Melalui “Sedang apa saya saat itu”, Anggun Priambodo menelusuri kisah sejumlah ‘orang biasa’ setelah satu dekade reformasi berlalu melalui foto-foto mereka saat sedang berada dalam beragam kegiatan saat itu.

Sugiharti Halim [Ariani Darmawan | 2008]

Produser, Sutradara, Penulis: Ariani Darmawan
Pemeran: Nadia, Hengky Hidayat
Penata Kamera: Joedith Tjhristianto
Penyunting Gambar: Astu Prasidya
Penata Artistik: Prilla Tania
Tata Suara: Ariani Darmawan

Apa artinya sebuah nama? Bagi Sugiharti Halim, ternyata nama berarti sejumlah pertanyaan panjang. Kadang kocak, kerap menjengkelkan, dan yang jelas penuh kontradiksi: Apa benar seseorang perlu nama ‘asli’? Apa betul nama bisa dijual? Apa iya identitas bisa disamarkan di balik sebuah nama? Sugiharti Halim menawarkan sebuah cara pandang yang jenaka, ‘nyelekit’, sekaligus kontekstual untuk ditilik lagi hari ini.

*) Keppres nomor 127/U/Kep/12/1966 mewajibkan WNI etnis Cina untuk mengadopsi nama bernada Indonesia (contoh: Liem menjadi Halim, Lo/Loe/Liok menjadi Lukito dll).

Trip To The Wound [Edwin | 2007]

Produser: Meiske Taurisia
Sutradara, Penulis: Edwin
Penata Kamerar: Sidi Saleh
Pemain: Ladya Cherryl
Penyunting : Herman Kumala Panca
Musik : Windra Benyamin
Suara: Iponxonik

Suatu malam, saat menaiki sebuah bus, Shilla berjumpa dengan Carlo. Shilla adalah seorang kolektor. Ia mengoleksi kisah-kisah di balik bekas luka. Carlo tak akan bisa melupakan perjalanan itu.

Bertemu Jen [Hafiz|2008]

Produser, Sutradara, Penulis: Hafiz

“Hidup telah memberikan banyak waktu, tapi gue tidak pernah memanfaatkan waktu itu untuk hidup gue.” Jen adalah orang biasa yang punya mimpi dan cita-cita. Tapi waktu telah banyak menggerus diri Jen. Banyak yang terlewatkan. Namun, apa yang sebenarnya dilakukan Jen dalam sepuluh tahun terakhir? Perubahan rezim tak banyak mengubah hidupnya. Peristiwa sepuluh tahun silam hanyalah kenang-kenangan visual seperti saat dia hadir di hadapan Jen. Kenangan itu hanya menjadi ‘film’ ingatan tentang sebuah peristiwa.

Huan Chen Guang /Happiness Morning Light [Ifa Isfansyah | 2008]

Produser, Sutradara, Penulis: Ifa Isfansyah
Produser Pelaksana: Bae Chun Yeok
Kamera: Tran Hoai Nam
Penyunting: Kim Jae Rim
Suara : Hae Kyong, Jung Woan

Chen Guang adalah perempuan China berusia 21 tahun dan tinggal di Beijing. Ibunya yang orang Indonesia meninggal pada saat terjadi kerusuhan Mei 1998 di Jakarta. Lalu Chen Guang pergi ke Korea, tujuannya adalah ingin menutup kenangan buruk yang selalu ada di dirinya dengan sebuah kenangan yang indah.

Hari pertama di Korea Chen Guang bertemu dengan Huan, yang juga seorang perempuan China sebayanya yang sudah lama tinggal di Korea. Kemudian mulailah perjalanan dua perempuan tersebut. Setelah seharian menghabiskan waktu bersama, Chen Guang dan Huan menginap di sebuah motel kecil di kota Busan. Mereka tidur di salah satu kamar motel itu. Hampir tidak terjadi apa-apa di antara mereka. Paginya, Chen Guang memutuskan untuk pulang ke Beijing karena merasa sudah memperoleh apa yang ia cari, kebahagiaan.

A Letter of Unprotected Memories [Lucky Kuswandi | 2008]

Produser, Sutradara, Penulis: Lucky Kuswandi

Lucky Kuswandi mengajak kita serta ke dalam sebuah perjalanan personal yang dialaminya ketika Imlek kini menjadi ‘tanggalan merah’. Perayaan hari istimewa itu senantiasa membawanya kembali ke masa kecilnya saat perayaan Imlek masih dilarang, dan beragam keunikan perayaan Imlek di kalangan terdekatnya, baik dulu maupun sekarang, serta pertanyaan besar yang terus diajukannya tiap kali Imlek tiba.

*) Selama 33 tahun, perayaan Imlek dilarang di Indonesia berdasarkan Inpres No. 14/1967, yang baru dicabut melalui Keppres No.6/2000 di masa kepresidenan Gus Dur dan diperkuat dengan Keppres No. 19/2002 di masa kepresidenan Megawati yang meresmikan perayaan Imlek sebagai salah satu hari libur nasional.

Kemarin [Otty Widasari | 2008]

Produser, Sutradara, Penulis: Otty Widasari

Masa muda, perkawinan kematian, kelahiran, tumbuh dan berproses serta ‘makan dan mencari makan’, merupakan siklus alamiah kehidupan di bumi. Jangka waktu sepuluh tahun ditarik dan dimasifkan menjadi satu bingkai sebuah autobiografi

Televisi [Herman Kumala Panca | 2008]

Produser, Sutradara, Penulis: Herman Kumala Panca

Panca baru berumur 10 tahun ketika ayahnya memberikan akte kelahirannya berikut paspor Panca dan ibunya, serta sedikit uang dan sebuah golok buatan ayahnya sendiri. Saat itu sang ayah mendengar kabar isu anti etnis Cina sudah beredar di Medan. Ayah Panca berpesan agar Panca menjaga ibunya, apapun caranya, bahkan membunuh si penyerang bila perlu, sementara sang ayah memutuskan untuk tinggal dan mencoba menyelamatkan rumah mereka. Percakapan yang menegangkan itu terjadi di depan pesawat televisi keluarga, di sebuah maghrib, sepuluh tahun silam. Kini, sepuluh tahun kemudian, terkadang Panca masih ada di posisi yang sama, di depan pesawat televisi, kala maghrib tiba.

Yang Belum Usai [Ucu Agustin, 2008]

Produser, Sutradara, Penulis: Ucu Agustin

Ibu Sumarsih adalah ibu dari Wawan, salah seorang mahasiswa yang menjadi korban Tragedi Semanggi 1. Sejak tewasnya Wawan, Ibu Sumarsih tak henti menuntut keadilan hingga kini. Ibu Sumarsih sudah bertekad untuk melanjutkan perjuangan putranya demi tegaknya supremasi hukum di negeri ini. Akankah ia berhenti?

Sekolah Kami, Hidup Kami (Steven Pillar Setiabudi | 2008]Produser, Sutradara, Penulis: Steven Pillar Setiabudi

Pembuat film dokumenter Steven Pillar Setiabudi (Pilar) awalnya hendak menguji kadar kesadaran politik para subjeknya yang masih belia, murid-murid kelas tiga SMA yang akan segera menapak ke Perguruan Tinggi juga menjadi para pemilih di PEMILU 2009.

Dalam perkembangannya, para murid kelas tiga di sebuah SMA di Solo ternyata tak hanya bermimpi di siang hari tanpa melakukan apa-apa untuk mewujudkan perubahan, mereka dengan cara yang matang dan sistimatis berhasil mengumpulkan sejumlah bukti praktik korupsi yang selama ini berlangsung di sekolah mereka. Dan inilah titik balik bagi para remaja itu dalam memahami di mana letakknya masa depan yang lebih baik bila bukan di tangan mereka sendiri.

Kucing 9808, Catatan Seorang (Mantan) Demonstran [Wisnu Suryapratama | 2008]
Produser, Sutradara, Penulis: Wisnu Suryapratama

April 1998 – Wisnu ‘Kucing’ Suryapratama dikenal sebagai salah satu aktivis KA KBUI (Kesatuan Aksi Keluarga Besar UI). Dia adalah koordinator acara Posko KA KBUI yang mengatur jalannya hampir semua aksi demonstrasi KBUI dari awal sampai akhir. April 2008 – Seorang Wisnu sekarang telah menjadi bapak, pekerja film freelance, suami dengan segala kesibukan pribadinya. Masih adakah sisi demonstran dalam dirinya?


Label: